Aku menyebut diriku sebagai Tatakan Gelas/ Piring. Jangan dilihat bagaimana posisinya atau dari namanya. Tatakan Gelas/ Piring memberi kehormatan tersendiri untuk pemakainya yang memperindah gelas atau piring supaya terlihat lebih lengkap.
Itulah saya, tak masalah menjadi alas selagi bisa memberi pandangan yang positif bagi yang melihatnya.
Aku menyebut diriku sebagai Kantung Teh. Tak peduli meski berakhir menjadi limbah, aku rela melebur bersama air untuk menghadirkan sebuah perubahan.
Aku datang membawa sekantung harapan, menuju masa depan yang lebih berwarna. Come with Joyful, bring pleasure and colouring your life.
Aku menyebut diriku sebagai Nampan. Nampan adalah peralatan dapur yang biasa digunakan oleh banyak orang, siapa yang tidak kenal dengan ku?? Bahkan disetiap rumah pun aku pasti ada di rak dapur mereka.
Kegunaan ku adalah membantu manusia untuk dapat membawa makanan ataupun minuman dalam jumlah banyak, kalau dulu manusia memindahkan gelas dari dapur ke meja harus satu satu, tapi semenjak ada aku, mereka bisa membawa sekali lima gelas loh.
Wadah ku kecil, tapi aku bisa membawa banyak, karena penyusunan, penataan, dan pengaturan dilakukan sedemikian rupa agar ak bisa muat banyak.
Aku adalah wadah yang digunakan oleh manusia untuk mengatur teko, cangkir dan piring dapat masuk kedalam 1 wadah yg kecil ini.
Model ku juga banyak, mulai dari yang berasal dari plastik, besi, hingga melamin.. Namun, ketiganya melalui 1 proses yang sama yaitu peleburan, pengolahan, dan quality control, ini dilakukan agar aku dapat menjadi Nampan yang berkualitas, tidak mudah pecah dan tahan lama, agar ak bisa membantu manusia, bukan hanya 1 manusia tapi semua manusia di bumi ini, karena aku hadir untuk memudahkan dalam kesulitan mereka
Aku menyebut diriku sebagai Tutup Cangkir. Tutup Cangkir, memang ia terlihat kecil dibandingkan dengan cangkir. Tetapi ia memiliki fungsi yang amat bernilai. Yaitu, melindungi isi cangkir dari bahaya luar, saya ingin menjadi tutup cangkir walaupun kecil tetapi bisa melindungi yang saya sayangi.
Aku menyebut diriku sebagai Taplak. Taplak adalah sebuah benda usang, lesuh dan juga lemah yang hanya sebagai penghias meja. Namun, memberikan arti di dalamnya, menjaga meja itu agar tidak rusak serta dapat menyerap sesuatu yang yang mengotori meja tersebut.
Aku menyebut diriku sebagai Cangkir. Cangkir itu Indah, sebelum menjadi Indah ia melewati fase sulit dimana penderitaan, pukulan, ujian, goresan dan hantaman mendatanginya.
Dalam perjalanan panjang kehidupan kita, berbagai macam ujian, cobaan, penderitaan dan kesengsaraan yang harus kita lalui. Namun, pada saatnya semua itu akan terbayar dengan sebuah keindahan. Dan apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, jangan pernah untuk berkecil hati, karena itu adalah rangkaian proses yang membentuk kita menjadi lebih baik.
Posting Komentar