> Nampan goes to 2122 mdpl - Teko Hijau

Kamis, 04 Agustus 2016

Nampan goes to 2122 mdpl


Puncak Sibayak 2122 Mdpl


Halo sahabat teko, sebelumnya ini adalah artikel pertama saya dalam web yang luar biasa ini, saat lebaran kemarin sebenarnya sudah ditagih terus sama si cangkir, tapi karena alasan beberapa hal baru lah bisa sekarang bisa dicurahkan dalam tulisan ini.

Hal yang paling ditunggu bagi gua, anak yang sudah jauh dari orang tua dan tinggal sendiri selama 5 tahun bisa bertemu dan kumpul bersama dirumah, maka moment kepulangan ke Medan adalah sebuah moment yang sangat di nanti nantikan. Tapi tidak semua kebahagiaan disana bisa dituangkan disini yah hehe, terlalu banyak, yang pasti pulang ke Medan bertemu emak bapak dan adek adek yang super bandel adalah sebuah pengisi daya yang luar biasa, pasti bagi kalian yang membaca tulisan ini dan dia jauh dari orang tua akan tahu bagaimana rasanya, yah engga yah engga

Traveling, siapa yang tidak suka dengan traveling, jalan jalan kesana kemari menikmati berbagai suasana baru, yaps itulah yang akan gua ceritakan dalam tulisan ini. Tapi traveling gua adalah travelling yang membawa pada suasana alam dan heritage yah haha, kita mah apa atuh bukan anak Mall hehe. Siapa anak gunung disini?? Haha pasti banyak karena sekarang ntah sejak kapan naik gunung sudah mulai menjadi trend lihat saja di Instagram yang ngepost foto sunrise dan lautan awan yang begitu indah bikin ngiler banyak orang merasakan kenikmatan yang disungguhkan oleh alam dan mampu membawa kita pada penghayatan yang luar biasa bagi seorang manusia.

Yaps, tepat 2 hari sebelum kepulangan gua ke Surabaya melanjutkan pendidikan, secara mendadak adek gua yang kedua ngajak ke Gunung Sibayak, di Berastagi, Medan, daratan tingginya medan, karena gua dari awal yang pengen banget ke Berastagi dan terus terusan ngajak adek gua kesana tapi dia selalu nolak karena latihan bola, alhasil gua langsung mensetujui ajakan dia ke Gunung Sibayak, gila siapa yang engga mau coba, it will be amazing trip, kita Cuma persiapan 4 jam, kita engga pake carrier, kita engga bawa Go Pro, kita Cuma punya dana yang super terbatas, dan ini adalah jalan yang super nekat untuk mendaki Gunung yang tingginya mencapai 2212 Mdpl, eitsss tapi keselamatan tetap utama kami membawa semuanya, biasa sih standar yah, jaket super tebal,  kupluk, kaos kaki, pisau, gunting, korek, santer, tali,  dll, tapi ada yang dilupakan adalah sarung tangan, yah tahu lah akibatnya bagaimana, badan hanget tapi tangan kaku mas bro mbak bro. 

Jalan menuju berastagi lengkapnya liat di maps aja :D
Persiapan sudah, selanjutnya adalah pamitan dengan nyokap, dan ccccaaauuuu menuju terminal Padang Bulan untuk naik Elf kesana, ada banyak pilihan guys untuk ke berastagi, ada Murni, ada Trans, ada Borneo juga, harganya cukup murah Rp. 10.000/orang, saran yah guys, pastikan kalua kalian tidak kuat dengan jalan yang berkelok dan dengan supir yang bawa mobilnya super gokil kalian engga kuat, lebih baik kalian minum antimo dulu deh, dan siapkan  kresek, karena perjalanan akan puanjang dan dipenuhi dengan jalan yang bikin kita pusing bukan kepalang, kalau gua sih mensiasatinya dengan tidur guys, pake headset, nyalakan lagu, volume full, Tarik kupluk tidur deh, haha tahu tahu sudah sampe di berastagi, perjalanan Medan – Berastagi ditempuh dalam waktu 3 jam , saat itu karena kami berangkatnya malam jam 18.30 maka sampai sana kami sekitar jam 21.00, bilang aja ke supirnya, “bang berastagi pom bensin yah bang” abangnya pasti paham kok.



4 kurcaci nyasar
Oh yah sebelumnya gua kesana berempat, gua, adik gua, dan 2 orang temannya, saat sampai diberastagi angin dan dingin langsung menghampiri kami, langsung dah pasang jaket cuy, beli sate padang, beli susu teh anget, disini masih cukup murah sih, untuk 1 porsi sate padang Rp. 10.000, lalu susu teh panas Rp. 7.000, kalau sate padang biasanya dia mangkal di depan pom bensin, nah kalau susu teh kalian bisa jalan lurus aja dari tugu Berastagi, nah nanti liat sebelah kiri di sebelah penjual makanan-makanan gitu rame kok dia, pastikan kalian langsung minum guys biar dapat kehangatannya hehe, karena ditinggal 15 menit aja udah dingin kayak punya gua, hahahaha :D . Disini kita bisa istirhat sebentar sebelum menuju gunung, tambahan asumsi guys, kita pergi ke gunung ini bukan saat musim liburan tapi udah masuk kerja dan sekolah, terus pas hari kerja, sehingga akan sulit mendapatkan kendaraan untuk sampai pada posko 1 pendakian apalagi udah malam kayak gini. Tepat jam 23.30 berjalan menuju pendakian, jalan ke Sibayak itu kalian harus balik lagi ke pom bensin awal terus ambil kiri kearah atas, nah itu kalian jalaannn terus aja mengikuti jalan besar itu, biasanya disini ada angkutan tapi sekarang tidak ada, maka kami memutuskan untuk berjalan kaki, karena kami mengejar sunrise hehe, dan jalan kaki kami diwarnai ketegangan karena sepanjang jalan kami disambut puluhan anjing di depan rumah warga dan itu tidak di rantai, 1 saran bagi kalian, kalau kalian di dekati, di gonggong, jangan sekali kali kalian teriak, ataupun lari, jujur kaki gua lemas pas saat itu didekati dan di gonggongi, karena 1 menggonggong yang lain ikutan cuy, sama aja gua kayak membangunkan kawanan macan, pas di dekati pokoknya tetap jalan, jangan ngeliat ke belakang, jalannya santai aja, kalau kita santai maka dia juga tidak ke ganggu tapi sebaliknya kalau kita agresif dia juga akan agresif, so keep calm.

Perjalanan kami hampir sampai pada posko 1, tandanya adalah ada hotel dan jalannya bercabang kita ambil kanan sehingga sebelah kanan kita adalah lapangan bola, dari situ lurus lagi ikuti jalannya, perjalanan kami sangat sepi, tidak ada orang, tidak ada kendaraan, Cuma dihiasi sama cerahkan bulan saat itu dan bunyi jangkrik, sepi sekali. Perjalanan akan semakin menegangkan ketika kita sudah mulai menuju posko 2, oh yah tandanya kita sudah sampai posko 1 itu adalah pangkalan angkot, rumah dengan halaman yang luas bisa sampai masuk puluhan angkot disana, nah dari pangkalan angkot ini jalan akan semakin menanjak, dan semakin gelap karena kanan kiri kita bukan lagi rumah tapi sudah hutan dan jurang, sepi sekali,  yang hanya bisa kita dengar adalah suara jangkrik, oh yah kalau kalian beruntung kalian akan menemukan kunang kunang disana, luar biasa indah banget jalan kami disinari sama cahaya bulan dan disambut puluhan kunang-kunang. Perjalanan hingga posko 2 cukup jauh, memakan waktu sekitar 3 jam, kalian pokoknya ikuti saja jalan beraspal disana, sampai ketemu di sebelah kanan ada rumah gitu, dan ada jalan tapi saya tidak tahu itu ke arah mana, karena disana kami sampai jam 2 an, kami istirahat sebnatar disana hanya duduk dan minum, udara dingin mulai terasa menusuk karena kami hanya berdiam diri. Setengah jam dirasa cukup kami lanjut kan perjalanan ke posko 3, jalan ke posko 3 ini sebenarnya cukup dekat hanya 30 menit, tapi jalannya luar biasa menanjaknnya, jadi cukup mulai terasa lelah kaki ini walaupun jalannya sudah beraspal yah, hhmm aspal aspal rusak gitu lah. Ketika sampai di posko 3 jujur saya senang sekali, karena akhirnya saya menemukan kehidupan dan lampu lampu yang terang disana, haha maklum karena selama perjalanan kiri kanan kami adalah hutan yang membuat kami cukup khawatir.


Saat bakar api unggun dan perjalanan menuju puncak kedua

Ada moment yang lucu disini, kami ptuskan untuk naik kepuncak jam 4 an, maka naik lah kami keatas, ketika sudah hamper sampai puncak, ternyata kabut luar biasa tebal dicampur dengan asap belerang yang bikin sesak dada, karena khawatir maka kami putuskan untuk turun lagi, capek cuy. Harapan kami hamper tidak kesampean yaitu melihat sunrise, tapi apalah daya kami tidak mungkin memaksa, kami turun lagi dan membuat api unggun di bawah, makan mie sebentar dan tidur sejenak. Setelah cukup terang jam 6 kami melanjutkan perjalanan, dan benar kabut dan bau belerang tidak separah tadi pagi, oh yah ingat guys ini sumatera utara hamper paling ujung dari marauke sehingga jam 6 itu masih sangat pagi disana. 

Dengan kaki yang sudah mulai bergetar kami tetap melanjutkan perjalanan, daaannnnnn sampailah kami di puncak yang melepaskan semua kelelahan yang kami rasa, seperti ada daya yang masuk ketika melihat matahari yang baru muncul dan lautan awan diatas sana, oh yah guys disini itu medan puncaknnya bebatuan, sehingga usahakan dari teman teman mencari pijakan yang kuat dan pastikan batu itu tidak retak, karena ketika kita naik kepuncak kita bukan hiking lagi tapi manjat, so be carefull guys

ini lah sedikit keindahan yang ada
Duduk di ketinggian 2212 \MDPL
Mengajarkan ku untuk kembali berdiri teguh seperti batu yang tegak di puncak
menghayati kembali arti dan makna dari mata air pegunungan
karena ku tahu setinggi apapun aku nanti 
tapi aku tak mampu memberikan perubahan pada sosial ku
maka aku hanya hiasan langit yang tak berarti
layaknya bintang tanpa cahaya
-M.Ridho Epo Pratama-

oh yah untuk itinerary bisa melalui email atau komen di bawa guys, sebagai sesama traveller mari berbagi pengalaman

Posting Komentar

 
Teko Hijau © 2016 - Powered by Templateism.com | | Redesign By Alfian Bob